Monday, January 26, 2015

Cinta di Atas Dua Puluh Lima

Cinta di Atas Dua Puluh Lima

Ketika rasa menolak dipadukan dengan logika
Ketika hati memilih untuk terus terluka
Ketika diri rela menderita demi orang yang dicinta
Ketika tak bisa mencela saat pesan tak dibalas jua
Ketika mata tak mau berkedip dan senyum tak henti merekah saat bersua
Ketika menghabiskan waktu bersamanya adalah harta karun yang paling berharga
Ketika cemburu namun tak bisa berbuat apa-apa
Ketika tahu dia yang di sana sedang tidak baik-baik saja
Ketika kekhawatiran memuncak di malam hari dan hanya bisa terjaga
Ketika tak bisa menggapainya karena takut akan mengganggunya
Ketika tak berani menyapanya di depan teman-temannya
Ketika tak seorang pun yang kamu percaya untuk tahu semua detailnya
Ketika memilih menangis dalam diam karena tak sanggup menanggung semua rasa
Ketika hanya bisa mengamati semua gerak-geriknya lewat jejaring sosial yang kamu punya
Ketika ingin berbagi cerita namun terlalu sungkan menyampaikannya
Ketika ada berjuta tanya namun tak pernah ada jawabnya
Ketika raga seperti tak bersukma
Ketika merindukannya merupakan siksaan Tuhan yang paling menyiksa
Ketika berbicara dan menatap matanya adalah hal langka
Ketika jarak bukanlah penghalang untuk menemuinya
Ketika tetap mencintainya tak peduli orang berkata apa
Ketika percaya dia akan lebih bahagia tanpa ada kamu di dekatnya
Ketika memilih untuk pergi menjauh darinya
Ketika tak lagi punya daya untuk menyingkirkan semua rasa cintamu untuknya
Ketika hanya doa yang terucap tanpa pernah merengkuhnya
Ketika berharap dia selalu bahagia

Then, when he asks me for the second time, "Which part of me do you like?"
I'll say, "All of you..."
26 January 2015


No comments:

Post a Comment