Finally, I did it!
Victory! Victory! Victory! Hurray.. :-)
Kemarin, Minggu 10 Juli 2011 saya berkelana dari rumah saya menuju pantai Glagah hanya untuk menonton festival layang-layang..
Ini adalah hal ternekat yang pernah saya lakukan..
Terakhir kali saya melakukan hal nekat adalah membolos bersama teman sekelas saat SMA..
Kali ini saya berkelana seorang diri.. YAY! :-)
Perjalanan berangkat menuju Pantai Glagah memakan waktu 2 jam..
Banyak permenungan yang terpikir saat saya berkendara..
Seperti mengapa orang lebih suka membangun ruko, mall, atau hotel, dibandingkan dengan membeli sepetah sawah?
Andai saja semua orang di dunia enggan mengolah sawah apakah beton dan tembok akan jadi santapan utama menggantikan roti dan nasi?
Pertanyaan lain yang terlintas adalah kenapa saya tidak juga sampai tujuan?
Jalan dari Condongcatur menuju Pantai Glagah layaknya kasih seorang ibu kepada anaknya yang tak berujung..hhe..
Kembali ke benang merah..
Sejujurnya, saya adalah tipe orang yang memiliki orientasi sangat buruk..
Saya perlu melewati jalan untuk puluhan kali bahkan ratusan? lebih..hhe.. untuk menghapalkan jalan..
Parahnya terakhir kali saya menjelajahi Kulon Progo adalah saat RAGA, rapat keluarga, semacam malam keakraban (makrab) pergantian pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater di kampus saya, Teater Seriboe Djendela..
Itu pun saya cuma mbonceng, hhe..
Pengalaman kluyuran sendirian adalah pengalaman yang menantang sekaligus mengasyikan bagi saya..
Mengasyikkan karena saya membukikan bahwa saya bukanlah anak manja yang bergantung pada orang lain..
Saya tahu dan paham betul bahwa manusia membutuhkan orang lain untuk hidup..
Pada kenyataannya, saya belajar bahwa tidak ada seorang pun yang pantas dipercaya di dunia selain Tuhan..
Saya membuktikan bahwa saya mampu berdiri tanpa teman-teman saya..
Intuisi yang tajam dan sensitivitas yang tinggi menempa saya untuk menjadi pribadi yang seperti ini..
Saya tahu dengan sebaik-baiknya siapa teman palsu yang hanya memperalat saya..
Ketika mereka hanya mau dekat dengan saya saat saya membawa kamera, saya turuti..
Dulu, saya mengikuti kemauan mereka..
Waktu demi waktu saya mulai mengerti jika saya tidak tegas pada diri saya sendiri saya akan selalu dianggap remeh oleh orang lain..
Dan perubahan besar terjadi pada diri saya..
Dari seorang ekstrovert menjadi introvert..
Entah percaya atau tidak saya sedang mati-matian membatasi diri saya untuk bermain aman..
Artinya saya tidak akan punya banyak teman karena saya tidak ingin memihak dan turut campur pada urusan orang lain..
Saya menjadi bunga yang kuncup yang tak mencolok..
Saya tidak ingin banyak protes atau mengeluh..
Cukup menyimpan semuanya sendiri kecuali saya ingin menumpahkannya pada sahabat saya..
Kembali mlenceng dari topik..
Mengenai pengalaman menantang karena saya harus berkendara dengan sangat hati-hati mengingat ban depan motor saya sudah tipis..
Perasaan was-was ban saya bocor pasti ada, tapi itu semua saya pasrahkan pada Tuhan, sambil berdoa dalam hati sepanjang jalan, setidaknya saya berdoa kalaupun bannya bocor paling tidak saat saya berada tidak jauh dari tambal ban, begitu doa saya, mengingat semakin jauh saya melangkah semakin yang terlihat hanyalah sawah membentang luas di kanan dan kiri saya..
Tuhan memang baik.. :-)
Kekhawatiran saya tidak terwujud..
Saya sampai di tempat tujuan pukul 12.30 WIB...
Beruntung saya membawa kamera, paling tidak saya bisa pura-pura jadi fotografer yang sedang mecari obyek, jadi saya tidak terlihat seperti anak ilang.. :-)
Panas yang menyengat tak meruntuhkan niat saya untuk mengabadikan layang-layang raksasa yang perlu perjuangan hebat untuk dapat naik di angkasa karena angin yang tak memungkinkan..
Saya berada di sana selama 2,5 jam..
waktu yang singkat yang saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk merenungi filosofi di balik setiap layang-layang yang berdiri kokoh di udara..
Waktu yang cukup untuk refleksi diri..
Menanam kembali mimpi yang pernah terucap, dan menata rencana untuk masa depan..
Saya tahu seberapun beratnya masalah yang datang saya akan tetap menjadi batu karang yang kokoh yang tak pernah lelah diterjang ombak..
Saya sadar saya akan tetap menikmati sinar mentari meski dunia sedang tak bersahabat..
karena saya yakin saya punya Tuhan yang tak kan pernah berhenti berkarya..
This is an amazing 6 hours journey I've ever had..
Thx GOD, I'm still alive.. :-)
No comments:
Post a Comment